Kau pikir, kemana semua kenangan
ini akan bermuara? Saat aku mengenangmu, tidak ada hal lain yang dapat aku
lakukan. Meskipun seluruh hati ini pernah berharap suatu saat akulah yang
menemanimu seumur hidup, namun kenyataan tetap saja harus dijalani. Rasa sedih
itu masih membekas saat bayangmu sesaat melintas di benakku. Kenanganku
tentangmu mungkin memang tidak berakhir bahagia. Namun setidaknya perasaan itu
pernah ada, karena darimulah aku belajar tangis, tawa dan cinta, meskipun cinta
yang kau ajarkan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Bagaimanapun kau
adalah bagian dari pelajaran hidupku, yang harus kulalui.
Aku sungguh bersyukur saat kita
masih bisa tersenyum ketika bertemu. Masih bisa tergelak saat
berbincang-bincang, terlepas dari masa lalu yang sempat menyakitkan. Kita sekarang adalah dua jalan
yang terpisah, namun sama-sama mengarah pada masa depan. Dengan sandaran yang
berbeda, dengan teman seperjalanan yang sama sekali tak sama. Kau, aku, dan
mereka. Masing-masing dari kita akan menjalani hidup kita sendiri.
Seperti sebuah dongeng, cerita
hidup kita pun terkadang tak masuk akal. Dulu, selangkah telah membuat kita
terpisah. Hanya selangkah, namun tak bisa diulang kembali meskipun saat ini
kita ingin berlari. Dan aku tidak menyesalinya. Semua rasa sakit, bahagia,
sedih, apapun itu yang telah kau bagi bersama diriku, selamanya akan menjadi
sebuah cerita, sebuah kenangan yang membuatku mngetahui bahwa cinta itu sungguh
ada. Tidak mengharap apapun, selain yang terbaik bagi yang dicinta. Tidak memikirkan
apapun selain membuat yang dicinta bahagia.
Terimakasih untuk semua cinta
yang kau beri, kau bagi, dan kau tarik kembali.