Minggu, 25 November 2012

ReMemBer


Kau pikir, kemana semua kenangan ini akan bermuara? Saat aku mengenangmu, tidak ada hal lain yang dapat aku lakukan. Meskipun seluruh hati ini pernah berharap suatu saat akulah yang menemanimu seumur hidup, namun kenyataan tetap saja harus dijalani. Rasa sedih itu masih membekas saat bayangmu sesaat melintas di benakku. Kenanganku tentangmu mungkin memang tidak berakhir bahagia. Namun setidaknya perasaan itu pernah ada, karena darimulah aku belajar tangis, tawa dan cinta, meskipun cinta yang kau ajarkan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Bagaimanapun kau adalah bagian dari pelajaran hidupku, yang harus kulalui.
Aku sungguh bersyukur saat kita masih bisa tersenyum ketika bertemu. Masih bisa tergelak saat berbincang-bincang, terlepas dari masa lalu yang sempat  menyakitkan. Kita sekarang adalah dua jalan yang terpisah, namun sama-sama mengarah pada masa depan. Dengan sandaran yang berbeda, dengan teman seperjalanan yang sama sekali tak sama. Kau, aku, dan mereka. Masing-masing dari kita akan menjalani hidup kita sendiri.
Seperti sebuah dongeng, cerita hidup kita pun terkadang tak masuk akal. Dulu, selangkah telah membuat kita terpisah. Hanya selangkah, namun tak bisa diulang kembali meskipun saat ini kita ingin berlari. Dan aku tidak menyesalinya. Semua rasa sakit, bahagia, sedih, apapun itu yang telah kau bagi bersama diriku, selamanya akan menjadi sebuah cerita, sebuah kenangan yang membuatku mngetahui bahwa cinta itu sungguh ada. Tidak mengharap apapun, selain yang terbaik bagi yang dicinta. Tidak memikirkan apapun selain membuat yang dicinta bahagia.
Terimakasih untuk semua cinta yang kau beri, kau bagi, dan kau tarik kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar