Minggu, 21 April 2013

BLUE


Lelaki itu sedang duduk di halte bus menunggu hujan reda. Ia tidak sedang menanti bus datang, karena mobilnya terparkir tidak jauh dari halte itu. Saat itu sore hari, dan hujan deras membuat halte sepi. Hanya ada seorang perempuan yang tertunduk lesu, di bangku halte itu. Sang lelaki dan perempuan itu sama-sama terdiam. Mereka tidak saling berbicara. Si lelaki berambut kebiruan,panjang. Pada daun telinga sebelah kanannya terpasang 3 buah anting yang ditindik, sedangkan pada daun telinga sebelah kirinya terpasang sebuah anting bulu panjang. Ia mengenakan jaket berbahan jeans, juga berwarna biru dengan celana jeans yang sudah sobek-sobek di bagian lutut. Sedangkan si perempuan mengenakan celana panjang berwarna hitam, serta sweater berwarna merah muda dan tas ransel mungil berwarna putih. Rambut sebahunya dibiarkan tergerai begitu saja. Ia mengenakan kacamata. Pipinya di gembung-gembungkan sambil sesekali meniup poninya. Berkali-kali ia melirik jam tangan dipergelangan tangannya.
Lelaki itu bernama Ji Young, sedangkan si perempuan bernama Eun Hye. Ji Young adalah seorang seniman. Ia sangat menyukai music hip hop dan freestyle dance. Sedangkan Eun Hye adalah seorang penjaga perpustakaan di sebuah Universitas terkemuka di Seoul. Sebenarnya mereka telah beberapa kali saling bertemu, karena mereka dulu bersekolah di SMU yang sama. Ji Young terkenal akan kenakalannya, serta kepopulerannya di antara para gadis. Sedangkan Eun Hye adalah seorang perempuan biasa saja, yang menjalani kehidupannya semasa di SMU dengan lurus. Meskipun sebenarnya ia diam-diam mengagumi Ji Young. Namun ia sama sekali belum pernah bertegur sapa dengan Ji Young, bahkan hingga saat ini, saat Ji Young ada di sebelahnya dan mereka hanya berdua di halte itu. Eun Hye sama sekali tidak berani menyapa Ji Young, karena ia merasa Ji Young tidak akan mengenalinya.
“Haaahhhh…lama sekali!!” Ji Young berteriak, mengumpat pada hujan. Entah mengapa hujan sore itu turun deras sekali, dan secara kebetulan pula bus yang seharusnya sudah tiba dari tadi tak kunjung lewat. Eun Hye hamper terjatuh dari tempat duduknya karena sangat terkejut mendengar teriakan Ji Young. Dan jantungnya menjadi berdetak lebih cepat karena tiba-tiba ia merasa Ji Young memandang kearahnya. Eun Hye semakin menundukkan kepala.
“Yaa!! Aku bukan orang jahat. Kau tak perlu ketakutan seperti itu!” Ji Young menggertak Eun Hye. Eun Hye justru semakin menundukkan kepala, karena gugup, bukan karena takut.
“Oppa, kumohon berhenti mentapku..” ujar Eun Hye dalam hati. Tiba-tiba terlintas di ingatan Eun Hye, tentang sebuah kejadian semasa SMU. Saat itu hari juga sedang hujan, dan Eun Hye lupa tidak membawa payung. Ia terpaksa menunggu hujan reda, sementara teman-temannya yang lain sudah pulang. Saat itu Eun Hye duduk sendirian di dalam kelas sambil bersenandung menyanyikan sebuah lagu. Ia bersenandung penuh ekspresi, karena tidak ada seorangpun disekelilingnya.
“Yaa…!! Berisik Sekali!!” tiba-tiba seorang murid lelaki sudah berdiri di pintu kelas dan menghardiknya. Murid itu adalah Ji Young. Eun Hye terkejut bukan main.
“Mianhae, aku kira sudah tidak ada orang…” ujarnya sambil menundukkan kepala karena terkejut. Eun Hye selalu menundukkan kepala apabila dia merasa gugup atau terkejut.
“Aish..pabo!” rutuk Ji Young sambil berlalu. Saat itu Eun Hye sempat berpikir, bagaimana mungkin Ji Young masih ada di sekolah? Padahal ia adalah siswa yang suka sekali kabur dan membolos. Mungkin karena ia sedang berkencan? Dan memang sengaja menunggu sampai suasana sekolah sepi agar bisa lebih bebas?
“Aish.. Eun Hye yaa.. apa yang kau pikirkan? Pabo!” Eun Hye menjitak kepalanya sendiri.
Eun Hye tersenyum mengingat peristiwa itu. Karena itu adalah satu-satunya kenangan saat Ji Young berbicara kepadanya. Dan entah mengapa apa yang terjadi saat ini juga sama dengan kenangan masa itu.
“ Aish.. Yeoja ini. Tadi meringkuk ketakutan, dan sekarang tersenyum-senyum sendiri. Micheosseo!!” gumam Ji Young dalam hati.
Tak berapa lama, bus yang dinanti Eun Hye datang. Eun Hye pun lantas melangakahkan kaki menaiki tangga bus.
“Ahjushi, Chamkanmanyo!” teriak Ji Young membuat Eun Hye terkejut dan berhenti sejenak di tangga bus. “ Eun Hye ssi, lain kali bawalah payung, jadi aku tidak perlu ikut menunggu di halte, dan aku bisa mengantarmu pulang dengan mobilku” teriak Ji Young. Setelah berkata begitu, iapun berlari mengilang di balik halte, menuju tempat dimana mobilnya terparkir. Sopir bus itu hanya geleng-geleng kepala.
“Dasar, pasangan jaman sekarang” ujar sopir bus itu sambil menutup pintu. “Agashi, duduklah, jangan berdiri di situ”
Eun Hye berjalan pelan, sambil mencerna kalimat Ji Young. Ia pun duduk di bangku yang terletak di sudut belakang bus. Matanya berkaca-kaca, tapi ia tersenyum.

Minggu, 25 November 2012

ReMemBer


Kau pikir, kemana semua kenangan ini akan bermuara? Saat aku mengenangmu, tidak ada hal lain yang dapat aku lakukan. Meskipun seluruh hati ini pernah berharap suatu saat akulah yang menemanimu seumur hidup, namun kenyataan tetap saja harus dijalani. Rasa sedih itu masih membekas saat bayangmu sesaat melintas di benakku. Kenanganku tentangmu mungkin memang tidak berakhir bahagia. Namun setidaknya perasaan itu pernah ada, karena darimulah aku belajar tangis, tawa dan cinta, meskipun cinta yang kau ajarkan adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Bagaimanapun kau adalah bagian dari pelajaran hidupku, yang harus kulalui.
Aku sungguh bersyukur saat kita masih bisa tersenyum ketika bertemu. Masih bisa tergelak saat berbincang-bincang, terlepas dari masa lalu yang sempat  menyakitkan. Kita sekarang adalah dua jalan yang terpisah, namun sama-sama mengarah pada masa depan. Dengan sandaran yang berbeda, dengan teman seperjalanan yang sama sekali tak sama. Kau, aku, dan mereka. Masing-masing dari kita akan menjalani hidup kita sendiri.
Seperti sebuah dongeng, cerita hidup kita pun terkadang tak masuk akal. Dulu, selangkah telah membuat kita terpisah. Hanya selangkah, namun tak bisa diulang kembali meskipun saat ini kita ingin berlari. Dan aku tidak menyesalinya. Semua rasa sakit, bahagia, sedih, apapun itu yang telah kau bagi bersama diriku, selamanya akan menjadi sebuah cerita, sebuah kenangan yang membuatku mngetahui bahwa cinta itu sungguh ada. Tidak mengharap apapun, selain yang terbaik bagi yang dicinta. Tidak memikirkan apapun selain membuat yang dicinta bahagia.
Terimakasih untuk semua cinta yang kau beri, kau bagi, dan kau tarik kembali.

Kamis, 04 Oktober 2012

H.U.R.T

hanya menjadi bayangan sungguh sangat menyedihkan. kau hanya akan terlihat gelap, tanpa wujud yang nyata. meskipun kau selalu menemani langkahnya, kemanapun ia pergi. namun sosokmu selalu terlupakan. meskipun keberadaanmu justru membantunya menunjukkan pada dunia bahwa dirinya adalah sosok yang nyata. namun bayangan tetaplah bayangan, yang tak akan pernah dianggap penting dan selalu terlupakan.
menjadi udara juga tak terlalu menyenangkan, meskipun ia tak dapat bertahan hidup tanpamu. namun tak pernah disadarinya keberadaan sosokmu yang menopang hidupnya. tak seperti makanan, atau minuman, yang memberinya sinyal untuk mencari mereka, udara selalu ada dan tak pernah memberinya kesempatan untuk merasa tersiksa.
meskipun terasa terabaikan dan menyakitkan, tetaplah menjadi seperti bayangan yang selalu setia mengikuti kemanapun langkahnya pergi, meski ia terus saja mengejar matahari yang teriknya bahkan menyiksanya. tetaplah menjadi udara, yang membantunya bertahan hidup, bahkan ketika air maupun makanan sudah tak sanggup mengisi rongga tubuhnya. tetaplah menjadi seperti itu, karena ia membutuhkan kesetiaan bayangannya, dan ia juga membutuhkan kehidupan dari udara yang dihirupnya, hingga hanya Tuhanlah yang berhak memisahkannya dari bayangan yang mengikutinya, serta udara yang dihirupnya.

to love you secretly

entah mengapa aku menyukaimu, meskipun aku tahu resikonya: hanya sebuah mimpi!! tapi aku sungguh menyukaimu. orang lain mungkin akan menilaiku aneh, atau tak masuk akal. tapi aku sungguh menyukaimu. buka karena wajahmu, bukan karena suaramu, bukan karena kebaikan hatimu, tapi karena hatiku mengatakan aku menyukaimu.
kakiku hanya sepasang, namun aku sanggup terus berlari mengejarmu. hanya saja, sepasang kakiku ini tak bisa berbuat banyak ketika keduanya terikat oleh perasaan tanggungjawab yang begitu besar. kau bukan tanggung jawabku. maka aku tak boleh berlari mengejarmu.
kedua mataku ini tidak akan pernah lelah menatapmu dari kejauhan. hanya saja sebuah perjanjian menuntutku untuk menghapusmu dari pandanganku. namun tanpa mata ini melihatpun, hati ini masih mengenali sosokmu dalam sudut tergelap dan tanpa cahaya.
hatiku memang hanya satu, tapi memiliki dua bilik yang salah satunya terisi olehmu. kau ingin tahu siapa yang mengisi bilik yang satunya? dialah yang mengikat kedua kakiku agar aku berhenti mengejarmu. yang mengalihkan pandanganku dari sosokmu. namun dia tak bisa memenuhi seluruh rongga hatiku, karena disalah satu sisinya, telah terukir namamu.

"neo gatteun saram tteo eopseo"

Kamis, 14 Juni 2012

snow dream


aku punya mimpi yang mungkin tak kan pernah ku raih..yaitu menemuimu.
di hari yang bersalju, melihat pipimu yang kemerahan, mata mu yang memancarkan sorot mata ramah, serat senyummu yang mampu mebuat duniaku terhenti.
sepertinya sederhana bukan? namun salju membuatku sulit mewujudkannya. mengapa harus ada salju?
di sini salju tak akan pernah turun, karena matahari menguasai angkasa.
apakah ini artinya aku tak kan pernah bisa bertemu denganmu?

sebenarnya, kita sudah pernah bertemu, atau lebih tepatnya aku sudah pernah bertemu denganmu.
hanya saja dirimu terlalu jauh, dan aku berada di tengah kerumunan, jadi kau tak bisa melihatku.
itulah mengapa aku membutuhkan salju, agar aku dapat menemuimu, hanya berdua.
namun salju yang kunanti tak kunjung tiba..

hadiah yang sudah kusiapkan untukmupun entah kapan dapat sampai di tanganmu...

Rabu, 22 Februari 2012

part 2 : rising hope


tak selamanya kegelapan selalu meliputi kehidupan seseorang, seperti apa yang ia alami saat ini.
dirinya yang biasanya tak berdaya, seperti mendapatkan secercah cahaya dalam hati.
ia bangkit, dan merasakan kekuatan yang selama ini tersembunyi perlahan muncul.
namun ia masih belum mampu menguasainya, hingga tubuhnya terasa menggelora.
tapi ia tahu, ia pasti bisa mengendalikannya.

"dunia, bersiaplah untuk diriku yang baru!!!" tekadnya dalam hati
namun, ketika ia hendak bangkit, tubuhnya roboh. kekuatannya belum seimbang dengan kapasitas badannya.
ia mengaduh, lalu terduduk. tangannya terkepal, menandakan tekatnya untuk bangkit.

"adakah seseorang yang mendengarku?"

Selasa, 21 Februari 2012

Part 1: Fallen Angel


dia membuka matanya,, merasakan kelemahan yang teramat sangat. untuk beberapa saat, ia hanya mampu mengerjap-ngerjapkan matanya. sepertinya ia baru saja mengalami masa yang sangat sulit, tapi ia tidak mampu mengingat apa itu. yang dapat dia ingat hanyalah sebuah kegelapan yang menyayat.
"apa yang terjadi sebenarnya?" batinnya bertanya.
ia tidak mengenali sekelilingnya, asing. dan tak ada seorangpun bersamanya.
"di mana ini?" batinnya bertanya kembali, namun ia tak dapat menemukan jawabannya. maka iapun menangis, meskipun ia juga tak mengerti mengapa airmata itu keluar. ia tak pernah menangis sebelumnya. ia tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. ia masih saja merasa asing.
perasaan itu membuatnya lemah, sangat lemah. dan iapun menyadari ada yang hilang dari dirinya. ia berpikir, apa yang sebenarnya terasa kurang, tapi ia tak bisa menjawabnya.

perasaan lemah itu terus saja meliputinya, hingga ia sungguh tersiksa.
"tolong.. Adakah yang mendengarku?" rintihnya. namun, isaknya sia-sia. disekelilingnya tetap hening. ia tak tahu apa yang harus dilakukan. ia ingin bangkit, namun masih tak berdaya. hingga ketika sekelilingnya semakin gelap, ia hanya mampu memejamkan mata.